Yayasan Jurnal Perempuan
Berawal dari kepedulian akan begitu minimnya bacaan tentang feminisme di Indonesia, maka pada tahun 1995, maka Gadis Arivia bersama Ida Dhani dan Asikin Arif mulai mendirikan sebuah organisasi bernama Yayasan Jurnal Perempuan (YJP). Inisiatif untuk menerbitkan sebuah jurnal feminisme bernama Jurnal Perempuan ini lebih ditujukan dalam rangka melengkapi bahan perkuliahan paradigma feminisme di fakultas Sastra Universitas Indonesia. Dalam perkembangannya ternyata jurnal tersebut cukup banyak diminati baik yang membeli di toko koperasi mahasiswa UI maupun di toko buku Gramedia.
Dalam perkembangannya YJP kian serius dalam memikirkan isi dan kemasan Jurnal Perempuan yang hingga akhir Desember 2003 telah mencapai edisi ke 32 dan terdistribusikan hampir di seluruh toko buku ternama di Indonesia. Dibantu oleh The Ford Foundation, dan menyusul beberapa lembaga funding lainnya seperti Asia Foundation, YJP tidak hanya menerbitkan jurnal berkala, namun juga menerbitkan buku-buku berperspektif gender. Selanjutnya di tahun 1998 YJP menerima tawaran dari Internews Indonesia untuk mencoba sebuah bidang yang baru dan penuh tantangan yakni memproduksi program radio bernama Program Radio Jurnal Perempuan (PRJP) yang mengangkat berbagai isu dan persoalan perempuan khususnya di tingkat lokal.
Dan bila Jurnal Perempuan pada akhirnya dikonsumsi oleh kelompok masyarakat kelas menengah seperti kaum aktivis, akademisi, pekerja dan sebagainya, maka segmen program Radio Jurnal Perempuan memang ditujukan untuk masyarakat yang lebih luas, sebagaimana hakikat radio yang lebih mudah diakses bahkan oleh masyarakat di pedesaan. Murah, mudah, dan dapat didengarkan kapan saja sembari tetap beraktivitas. Program Radio Jurnal Perempuan hingga kini tetap mengudara setiap minggunya dan menyapa pendengar di Indonesia bersama 162 stasiun radio mitra kerja YJP di seluruh pelosok tanah air. Hingga kini PRJP telah menghasilkan lebih dari 200 program yang menyuarakan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender.
Tantangan dan kesempatan kian hari semakin menarik untuk dijajaki, sembari terus menyuarakan kesetaraan gender, ucapan terima kasih tak terhingga kepada berbagai pihak yang selama ini tak lelah memberikan dukungan kepada YJP apaun bentuk dukungan itu, terbukti akhirnya itu sangat membantu YJP agar tetap eksis hingga 8 tahun kini. Selanjutnya pada tahun 2000 YJP kembali menjajal bidang baru yakni pembuatan film dokumentasi. Divisi ini selanjutnya dinamai Video Jurnal Perempuan yang hingga saat ini telah berhasil memproduksi 3 film dokumentasi yakni “Kekerasan terhadap Perempuan”, “Perempuan di Wilayah Konflik” serta “Perdagangan Anak dan Perempuan”.
Selain lima divisi utama YJP yakni penerbitan Jurnal Perempuan, penerbitan buku-buku berperspektif gender, produksi Program Radio Jurnal Perempuan, pembuatan film dokumenter dan Program Jurnal Perempuan online, YJP juga memiliki 3 divisi pendukung lainnya: toko buku Perempuan, event organizer, dan Informasi dan Dokumentasi. Toko buku Perempuan beralamat di kantor di Yayasan Jurnal Perempuan dan buka setiap hari kerja, disamping itu tim marketing YJP juga giat melakukan penjualan di pameran, bazar dan seminar-seminar bertema perempuan sebagai bagian dari strategi menjemput bola. Departemen pengembangan YJP juga secara rutin menyelenggarakan event seperti diskusi rutin bulanan, kampanye, seminar, peluncuran buku, workshop dan training. YJP juga membuka kesempatan konseling bagi perempuan yang membutuhkan konsultasi, dan berbagai pihak yang membutuhkan berbagai informasi tentang isu-isu gender. Semua dalam rangka terus mensosialisasikan gagasan-gagasan gender kepada masyarakat.
Adapun acara-acara yang pernah diselenggarakan oleh YJP antara lain adalah kampanye untuk menghentikan kekerasan terhadap perempuan tiap tahunnya dalam rangka memperingati hari anti kekerasan terhadap perempuan, workshop perempuan di parlemen, kampanye stop perdagangan anak perempuan, training hak-hak perempuan, training gender untuk laki-laki, training jurnalisme berperspektif gender yang diselenggarakan tiap tahun, dan lain sebagainya. Meski banyak sekali hal yang harus dilakukan oleh YJP, namun kami yakin sama halnya rekan-rekan kami di LSM perempuan lainnya yang percaya bahwa suatu saat nanti masyarakat berkesetaraan gender akan segera terwujud.