Tiga Sekawan Waralabakan Ayam Goreng, Lestarikan Masakan Indonesia
Sejak tahun 1990, Hj. Fatmawati membuka restoran besar pertama yang menyajikan masakan asli Indonesia di tengah gencarnya serbuan fastfood global ke kota kediamannya, yaitu Bogor di Jawa Barat. Ia berkeyakinan bahwa masakan asli Indonesia memiliki citarasa tersendiri yang khas dan kandungan gizi yang menyehatkan, lagipula tidak membosankan walaupun dikonsumsi setiap hari.
Keyakinannya terbukti benar karena dari tahun ke tahun cabangnya bertambah. Setelah melebarkan jangkauan ke beberapa daerah di luar Bogor, akhirnya Hj. Fatmawati mendapat support dari dua perempuan pengusaha, Dr. Ir. Erliza Hambali, M.Si dan Hj. Ratna Permanik untuk lebih memperkuat posisi masakan Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri melalui rangkaian restorannya, Ayam Goreng Fatmawati.
Bertiga, mereka membentuk badan hukum pada tanggal 28 Januari 2000 dengan tekad menciptakan lapangan pekerjaan, melestarikan masakan tradisional, melestarikan produk pengrajin lokal untuk peralatan restoran, dan menciptakan pasar bagi petani dan peternak lokal. Guna bisa menyertakan investor dalam mempercepat pertumbuhan usaha, mereka menawarkan franchise (waralaba) yang ternyata disambut cepat oleh para wirausahawan di berbagai daerah, termasuk di luar Jawa.
Ayam Goreng Dengan Bumbu Meresap Ke Tulang
Menu andalan yang disajikan oleh tiga sekawan ini adalah Ayam Goreng Kuning dan Ayam Bakar yang diolah menggunakan berbagai rempah-rempah asli Indonesia secara khas sehingga tercipta ayam kuning dan ayam bakar dengan bumbu yang meresap sampai ke dalam tulang. Pengolahan dengan rempah-rempah alami, tanpa bahan pengisi (sizing), juga diterapkan pada beberapa sajian khas lainnya di menu mereka.
Walau mengibarkan resep tradisonal namun dalam berikhtiar bisnis mereka menyadari betul arti inovasi untuk bisa bersaing kuat. Maka pada tahun 2001 PT AGFI melakukan riset terhadap bumbu-bumbu alamiah dan menghasilkan suatu bumbu standar berupa powder (serbuk) yang membantu memudahkan penyiapan hidangan asli.
Hubungan dengan konsumen dan mitra pun dikedepankan dalam membina usaha. Teknologi media baru, seperti internet, mereka berdayakan untuk bisa menjangkau dan mudah terjangkau. Kecekatan dalam menanggapi perkembangan waktu merupakan buah dari kesadaran mereka bahwa untuk tetap memiliki nilai, mereka harus selalu menciptakan nilai tambah yang cocok buat masanya.
Bantu Bogor Pecahkan Rekor MURI Untuk Nasi Timbel Terpanjang
Dalam rangka ulangtahun kota Bogor yang ke-526, secara beramai-ramai 30 orang jurumasak dan 40 pembungkus nasi membuat Nasi Timbel (sejenis sajian nasi khas Jawa Barat) dengan panjang 40 meter dan diameter 15 cm untuk sekitar 2.000 penyantap yang menjejali Stadion Pajajaran Bogor.
Atraksi seru yang diprakarsai Pengurus Penggerak PKK Kota Bogor dan dilaksanakan bersama Ayam Goreng Fatmawati itu diniatkan untuk menciptakan rekor Nasi Timbel Terpanjang pada Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Para pembungkus nasi terdiri para anggota PKK seputar Bogor dan para jurumasak datang dari 40 cabang restoran. Sesuai jumlah cabang itu juga maka ditentukan panjang nasi timbel 40 meter.
Untuk menyiapkan mahakarya itu, digunakan beras sebanyak 325 kg yang dimasak menjadi 650 kg nasi, daun pisang 750 lembar, daging ayam 150 kg, sambel 30 kg, dan lalap 75 kg.
Sumber: www.fatmawati.com + Media Indonesia