Sutradara Upi Gigih Buka Jalan Bagi Sineas Muda
[TABLOIDBINTANG] – “Profesi saya sutradara, bukan sutradara perempuan,” kata Sartri Dania alias Upi, satu dari sedikit perempuan berbakat di industri film Indonesia. Kenapa Upi kini gigih membuka jalan bagi para sineas baru?
“Setiap ada film Indonesia baru, sutradaranya dia lagi… dia lagi. Padahal kalau mau dicari, ada seabrek anak muda yang punya kecerdasan dalam mengolah naskah dan jeli mengarahkan orang. Ilmu dan pengalaman mereka lebih dari cukup untuk terjun ke dunia film,” ungkap Upi, di akhir bulan Maret 2012.
Kalau mau melihat film Indonesia maju dan menghembus napas segar, harus ada regenerasi. Yang bisa ditawarkan Upi: link dan networking.
Dan cerita pun dimulai pada Maret 2011. Melalui laman Facebook dan Twitter, sineas kelahiran 21 Juli 1972 ini mengumumkan proyek omnibus. “Kalau tertarik, silakan kirim show reel kepada saya,” begitu Upi berkicau melalui akun pribadi. Beberapa hari setelah memasang maklumat, 30 nama dengan 30 show reel mendatangi Upi. Dari puluhan, Upi menyeleksi lalu terpilih lima paling menarik perhatian.
Mereka Adriyanto Dewo, Chairun Nissa, Billy Christian, Nicholas Yudifar dan Harvan Agustriansyah. Mencarikan jalan bagi sutradara pendatang baru bukan kali pertama dilakukan Upi. Ia pernah mendukung Lasja S. Susatyo dalam Lovely Luna (2004). Berikutnya, menggembleng Ardy Octaviand dalam komedi Oh, Tidak tahun lalu. Membuka jalan untuk sutradara baru tidak gampang.
Rintis Gebrakan Via Proyek Omnibus
Kendala tersulit, mencari produser dan artis yang punya kerelaan hati untuk menggarap proyek ini. Ketika menggagas omnibus Hi5teria misalnya, Upi mengetuk pintu empat rumah produksi. Tidak satu pun mengiyakan proposal Hi5teria. “Chand Parwez (produser Starvision-red) bukan produser pertama yang saya sambangi,” aku ibunda dari si bocah Muhammad Farrel Abhyoso.
Kali pertama bertatap muka dengan lima sineas baru, Upi bertanya genre apa yang mau dibuat. Begitu pun saat bertemu produser, Upi menawarkan dua proposal: drama dan horor.
“Dari awal, saya menyodorkan dua pilihan. Lalu saya bilang kepada mereka: ‘Doakan saya, ya. Semoga ada harapan agar proyek kita ini diterima,’” paparnya.
Hasilnya, produser memilih horor. Sebagian orang lantas bertanya, untuk apa Upi berjuang sekeras ini, ketika kepercayaan publik kepada film domestik semakin terkikis? Motifnya simpel, ingin mewujudkan mimpi anak-anak muda bikin film. Hi5teria, film sekaligus kans pertama untuk mereka. Ini kali pertama Adriyanto, Chairun, Billy, Nicholas, dan Harvan dipercaya produser!
Dukungan Nama-nama Besar Berhati Besar
Meyakinkan nama-nama besar di industri film agar mau terlibat dalam proyek dengan bujet dan honor terbatas tidaklah mudah. Upi turun tangan untuk meyakinkan Luna Maya, Poppy Sovia, Bella Esperance, dan Imelda Therinne.
“Saya bilang kepada mereka bahwa ini bukanlah proyek besar. Thank God, Luna, Imelda, Poppy, dan Tante Bella sangat kooperatif!” serunya.
Alasan lain Upi mengulurkan tangan kepada pendatang baru, karena ia pun dulu pendatang baru. “Saya pernah menempati posisi mereka, bermimpi bikin film. Lalu saya ditawari produser, Erwin Arnada. Dia bilang: ‘Upi, skenariomu ini jangan buat televisi, deh. Mending dibikin film,’” demikian Upi menirukan ujaran Erwin. Upi kaget bukan kepalang.
“Saya sadar ketika Erwin memutuskan proyek itu untuk layar lebar, keputusannya mengubah jalan hidup saya,” lanjutnya. Dari 30 Hari Mencari Cinta, nama Upi dikenal dan diperhitungkan. Di situ pula ia mengenal Nirina Zubir, Dina Olivia, dan Luna Maya. Melalui film-film berikutnya, ia membuktikan kans laki-laki dan perempuan di dunia kerja adalah sama.
Tidak ada pekerjaan khusus perempuan atau pria. “Tergantung apakah si cewek punya passion di dunia penyutradaraan atau tidak. Banyak perempuan yang belum berani,” Upi menambahkan.
Jika proyek film umpama kapal, maka sutradara bak nakhoda. Banyak perempuan belum berani melakukan terobosan di bidang penyutradaraan. Mungkin, karena harus mengendalikan puluhan hingga ratusan kru dengan beragam karakter. “Untuk menjadi sutradara enggak hanya harus pintar, tapi harus mempunyai stamina kuat untuk bekerja lebih dari 24 jam sehari,” pungkasnya.
Belenggu Masuk Hitungan Internasional
Belum juga tayang di negeri sendiri, film Belenggu karya Upi tahun 2012 diminati oleh publik mancanegara. Setelah masuk dalam Festival Film di Puncheon, Korea Selatan, Belenggu kembali diundang untuk tayang di ajang luarnegeri, kali ini ke Brussells International Festival of Fantastic Film berlangsung 2-13 April 2013. Festival film yang dilangsungkan tepat di jantung kota Brussells ini tak lain adalah ajang bertemunya sineas film fantasi, thriller, serta fiksi ilmiah dari seluruh dunia untuk memberikan apresiasi setingginya kepada karya-karya sineas yang diikutkan. :: bintangonline/7apr2012 + kapanlagi.com/feb2013
via Sutradara Upi Avianto Gigih Membuka Jalan Bagi Sineas Muda Indonesia.
sumber foto > kapanlagi.com + jakartapost