Selincah Burung, Ani Mardiastuti Selamatkan Burung Liar
Sifatnya yang terbuka pada segala yang baru dengan sendirinya membawa keingintahuan yang amat besar pada rahasia alam yang tak berhingga. Sejak kecil, alam sering menjadi temannya. Setelah tamat SMA, Ani pun mengikuti kata hatinya dan memilih jurusan satwa ketika kuliah di Institut Pertanian Bogor hingga ia meraih gelar S1 pada tahun 1982. Penekunan studi terhadap burung tidak berhenti di sini. Pada tahun 1987 ia terbang ke Amerika Serikat untuk mendalami ilmu satwa liar di Michigan State University hingga mencapai gelar S2 dan S3 di bidang Wildlife Biology and Ecology [Biologi dan Ekologi Satwa Liar] dengan spesialisasi burung liar. Sekembalinya di tanah air, Ani terjun sepenuhnya pada ilmu pengetahuan satwa dengan menjadi seorang dosen di almamaternya, jurusan satwa IPB, Bogor. Seiring dengan itu, sebagai bhaktinya kepada masyarakat luas, ia pun bergabung dengan Organisasi Burung, sebelum namanya berubah menjadi Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia [Burung Indonesia]. Pada tahun 2002, Ani Mardiastuti dipercaya menjabat Ketua Dewan Pembina organisasi tersebut, hingga sekarang.
Lincah Bagai Burung Dalam Berbhakti Pada Pelestarian Satwa
Mengingat langkanya seorang ahli burung liar Indonesia di tengah kebangkitan kesadaran pelestarian alam di dunia, Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti pun menjadi narasumber pakar yang sangat dicari-cari oleh berbagai pihak yang berkepentingan pada keragaman satwa umumnya dan burung liar khususnya. Kelincahannya dalam multitasking [mengerjakan beberapa tugas sekaligus] sangatlah mengagumkan. Hari-harinya diisi oleh, antara lain, menulis makalah akademis dan memberi pelatihan kepada para jaksa tentang tindak pidana pelanggaran terhadap tumbuhan dan satwa liar. Ia menjadi berpengetahuan di bidang ini berkat pengalamannya bekerja di sebuah LSM internasional yang memfokuskan diri pada masalah-masalah perdagangan tumbuhan dan satwa liar. Sebagai pimpinan organisi Burung Indonesia, adalah syarat baginya untuk menguasai hukum-hukum yang terkait dengan jenis pelanggaran tersebut.
Dalam menjalankan strateginya, Burung Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah, khususnya Departemen Kehutanan. “Secara ilmiah, pekerjaan kami membantu Pemerintah untuk melaksanakan restorasi ekosistem burung dan habitatnya di wilayah-wilayah yang kami pikir perlu,” demikian Ani menjelaskan. “”Kita itu banyak belajar dari alam. Kalau alam tidak diperlakukan dengan baik akan menjadi bumerang untuk kita sendiri. Contohnya saja, menebang hutan sembarangan yang nantinya akan berakibat banjir, longsor, dan dari sana pastinya berdampak pada perekonomian negara.” Program-program yang dijalankan bersama Pemerintah saat ini meliputi Proyek Hutan Harapan di Desa Bungku, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, yang menurut perkiraannya mungkin akan melibatkan peranserta pihak-pihak perusahaan atau wirausahawan swasta di masa depan.
Hutan harapan bertujuan menghidupkan kembali hutan hujan tropis dataran rendah, dan proyek ini dikelola oleh PT Reki, sebuah perusahaan yang dibentuk oleh Konsorsium BirdLife, gabungan dari Royal Society for The Protection of Birds, Burung Indonesia, dan BirdLife International, lembaga swadaya masyarakat internasional yang bekerja untuk menyelamatkan burung liar di dunia. Langkah pertama yang dilakukan adalah ‘jeda balak’ (menghentikan pembalakan kayu secara legal maupun illegal untuk sementara waktu) dan perlindungan hutan, sampai terdapat keseimbangan hayati. Saat ini hutan harapan menyerap 75-100 orang patroli hutan untuk melindungi hutan dari penebangan pohon. Bahkan untuk proyeknya ini Ani dan tim menargetkan tahun 2020 akan ada sejuta hektar hutan produksi di wilayah-wilayah penting di Indonesia yang menjadi lokasi restorasi ekosistem. Menurutnya, ini tidak hanya penting untuk menciptakan gudang karbon, tapi juga penting untuk memperkecil laju deforestasi [pelenyapan hutan].
Disunting dari naskah asli yang dimuat di >> Indonesia Business Today, halaman 24 – 2008/11/21, tulisan Tiah Muslimah.
Foto >> www.thewildones.org [Ani Amardiastuti sedang menimbang bayi burung bangau]
Website Burung Indonesia >> http://www.burung.org