Prof Riri Fitri Sari, Perintis Ranking Kampus ‘Hijau’ Dunia
Menurut Riri, ada kecenderungan penataan lingkungan kampus masih belum menjadi perhatian serius para pengelola perguruan tinggi di Indonesia. Misalnya, pengelolaan sampah. Banyak kampus di Indonesia yang belum menerapkan sistem reduce, reuse, dan recycle dalam pengelolaan sampah kampus. Padahal, model pengelolaan sampah itu sudah ngetren di lingkungan masyarakat perkampungan dan perumahan-perumahan.
Yang dilakukan kampus-kampus dalam mengelola sampah masih terkesan konvensional. Yaitu, sampah-sampah dikumpulkan, lalu dibakar atau dibawa ke TPA (tempat pembuangan akhir). Padahal, sampah di lingkungan perguruan tinggi dapat diolah serta dimanfaatkan lebih lanjut. Karena itu, kampus dituntut kreatif dalam memanfaatkan sampah.
“Misalnya, sampah-sampah itu disalurkan ke komunitas perajin yang mampu mendaur ulang sampah-sampah kering tersebut,” jelasnya.
Masalah lain yang harus segera dibenahi untuk memperbaiki lingkungan kampus adalah penggunaan energi ramah lingkungan. Sayangnya, kata Riri, selama ini penggunaan energi dengan teknologi ramah lingkungan sering dicap berlebihan.
“Memang harganya mahal, lantas ada yang menilai cara itu terlalu mewah. Padahal, cara tersebut berdampak jangka panjang,” ungkap istri Kusno Adi Sambowo itu.
Dia mencontohkan penggunaan sensor pendeteksi gerak manusia di ruang kantor atau kelas. Penggunaan teknologi itu bisa menghemat pemakaian energi untuk lampu atau pendingin ruangan. Sistemnya, seluruh alat listrik di ruangan langsung mati ketika berkondisi kosong. Namun, teknologi itu masih cukup mahal sehingga belum banyak digunakan.
Berharap Anak Bangsa Cari Sumber Listrik Alternatif
Riri juga mengharapkan kampus-kampus besar di negeri ini mulai mengembangkan sumber listrik alternatif. Dia mencontohkan University of Nottingham yang berada di daerah dengan angin yang melimpah. Pengelola kampus itu mengembangkan teknologi listrik tenaga angin untuk menyuplai listrik di lingkungan kampus dan sekitarnya. “Kampus harus bisa menangkap segala potensi lingkungan yang ada,” ujarnya.
Meski masih banyak yang perlu diperbaiki, Riri tetap mendapat hal positif di kampus-kampus dalam negeri. Misalnya, pengelolaan hutan kampus. Dia menyebutkan, banyak kampus yang masih memiliki lingkungan yang cukup hijau. Di antaranya, UI, IPB, ITB, UGM, dan ITS.
Upaya positif lainnya, sejumlah kampus sudah menyediakan kendaraan internal seperti sepeda angin atau bus kampus. Dengan begitu, polusi udara dari kendaraan bermotor bisa dikurangi dibanding ketika kampus masih bebas untuk lalu lintas kendaraan umum. “Itulah upaya-upaya konkret pelestarian lingkungan yang diharapkan menular ke lingkungan di sekitarnya,” tegas Riri. :: [JAWAPOS/M. Hilmi Setiawan]
website UI Green Metric >> http://greenmetric.ui.ac.id/