Penghargaan Museum Rekor Indonesia Peringati Satu Abad Kebangkitan Perempuan
(sumber >> suarakarya-online.com)
Dalam rangka memperingati 100 tahun (1 Abad) Hari Kebangkitan Nasional, Museum Rekor Indonesia (Muri) menyelenggarakan acara Satu Abad Kebangkitan Perempuan pada 14 Mei 2008. Dalam acara ini, Muri memberikan penghargaan bagi perempuan-perempuan Indonesia yang berprestasi dan menjadi tokoh nasional.
Mulai dari anak-anak berprestasi di bidang pendidikan, seni, dan olah raga, penghargaan juga diberikan untuk perempuan-perempuan berprestasi dan menduduki jabatan penting di pemerintahan. Acara ini dihadiri oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, mantan Menperindag Rini M Sumarno, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Goeltom serta tokoh-tokoh perempuan berprestasi lainnya.
Pada acara yang diselenggarakan di Auditorium Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ini, Jaya Suprana selaku pendiri Muri memberikan penghargaan untuk puluhan tokoh perempuan atau perempuan-perempuan berprestasi dan menduduki jabatan tertentu di pemerintahan dan perusahaan atau lembaga lainnya.
Dalam sambutannya, Menneg PP Meutia Hatta mengatakan bahwa perempuan-perempuan Indonesia berperan besar dalam pembangunan bangsa di segala sektor. Hingga saat ini, kontribusi perempuan bagi pembangunan di segala sektor sudah tidak terhitung besarnya. Perayaan satu abad kebangkitan perempuan ini menunjukkan peran perempuan Indonesia dalam mendukung kemajuan bangsa.
Penghargaan Muri yang ditujukan untuk sejumlah wanita berprestasi ini diharapkan juga bisa menjadi motivasi dan meningkatkan rasa percaya diri kaum perempuan Indonesia, sehingga bisa terus memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa. Apalagi di tangan perempuan ini banyak lahir generasi-generasi yang melanjutkan pembangunan negara dan bangsa.
Yang menarik dari acara pemberian penghargaan kepada perempuan berprestasi itu, Muri menganugerahkan predikat Empu Jamu bagi pendiri PT Mustika Ratu BRA Mooryati Soedibyo. Sosok ini dinilai Muri sebagai perempuan yang berjasa mengembangkan potensi sumber daya alam dan manusia Indonesia di sektor perjamuan. Khususnya jamu berbahan baku alami dan merupakan warisan tradisi dari nenek moyang.
“Saya akan terus mengembangkan produk jamu dan ramuan alami lainnya yang sehingga bisa terus berguna untuk pemeliharaan kesehatan dan mengobati penyakit. Penghargaan dari Muri ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus berinovasi dan meningkatkan dedikasi, sehingga jamu berbahan baku alami asli Indonesia bisa terus digemari masyarakat di dalam maupun luar negeri,” kata Mooryati saat ditemui Suara Karya.
Menurut Mooryati, saat ini, jamu khas Indonesia juga digemari oleh masyarakat dari bangsa-bangsa lain. Dalam hal ini, warisan atau tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia terkait penggunaan ramuan-ramuan alami untuk produk kesehatan dan mengobati penyakit (jamu) ternyata juga direspons positif oleh masyarakat di negara-negara lainnya di dunia.
“Kita harus bisa menghargai dan mengembangkan potensi-potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia. Di sektor perjamuan, kita juga sekaligus berbicara bagaimana meningkatkan perekonomian di bidang industri dan pertanian, berikut pekerja-pekerja yang terlibat di dalamnya. Jamu sendiri sudah diakui oleh PBB sebagai produk atau proses karya cipta asli Indonesia,” tuturnya.
Mooryati sendiri dinilai sebagai salah satu sosok perempuan yang berkontribusi besar dalam pembangunan bangsa dan masyarakat. Selama 30 tahun ini Mustika Ratu terus eksis mengembangkan produk jamu dan kosmetik alami yang digemari oleh masyarakat. Sebagai kekayaan alam dan warisan budaya, jamu yang berperan besar dalam menjaga kesehatan generasi bangsa ini merupakan aset nasional yang tidak ternilai. Selama ini, industri dan pengembangan produk jamu juga menciptakan lapangan kerja serta menambah penghasilan bagi ribuan petani, sekaligus turut menyumbang devisa bagi negara.
“Mustika Ratu terus memperkuat citra jamu dengan kegiatan penelitian dan pengembangan produk untuk menjaga kualitas dan mengikuti dinamisasi atau perkembangan pasar,” ujar Mooryati. (Andrian Novery >> suarakarya-online.com)