Mengingat 38 Perempuan Pendaur Ulang Limbah Kampung Limo
Ini cerita yang mungkin telah dimakan waktu dan lenyap dari ingatan banyak orang. Sekelompok perempuan di sebuah kampung Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, secara tidak terduga muncul sebagai salah satu juara tingkat nasional dalam kategori daur ulang limbah pada lomba yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2003. Bermodalkan rasa kebersamaan dan kreativitas yang tinggi, mereka menciptakan inovasi yang secara nyata membawa perubahan berarti bagi masyarakat di sekeliling mereka.
Di Kampung Limo, Desa Cibarusah Jaya Kecamatan Cibarusah, Bekasi, ada 38 orang yang tergabung di dalam sebuah kelompok arisan dari PKK Sari Asih Mandiri yang dipimpin oleh Wazarita, seorang guru honor SLTP Negeri I Cibarusah. Kumpul-kumpul rutin mereka ternyata menghasilkan prakarsa untuk membenahi masalah lingkungan di kampung mereka. ”Yang mereka lakukan awalnya hanya mengumpulkan kaleng dan botol bekas. Kemudian, dua ujung kaleng ini dilubangi dan disusun deret menjadi saluran air di lingkungan tempat tinggal warga. Suatu pekerjaan yang mudah, karena mereka juga hanya memanfaatkan kaleng bekas yang ditemukan di mana-mana,” kata Wazarita kelahiran Bengkulu yang lulus jurusan MIPA di Universitas Hamka Jakarta. Dengan menggunakan kaleng bekas sebagai saluran air, katanya, lingkungan menjadi bersih, bebas genangan air terbuka, sehingga sangat menolong warga ketika wabah demam berdarah berkecamuk.
Wazarita mengatakan, bahwa ke-38 orang anggota memilah sampah rumah tangga yang basah dan yang kering. Sampah basah, seperti potongan sayur, dikumpulkan. Sampah kering, seperti kaleng dan botol, dikesampingkan. Kemudian seluruh sampah basah yang terkumpul dari rumahtangga anggota maupun warga lainnya dijadikan satu. ”Sampah basah itu dijadikan pupuk kompos dengan cara diproses selama tiga bulan di sebuah lubang yang sengaja digali,” lanjutnya. “Hampir tidak ada modal yang dikeluarkan untuk membuat kompos, dan kami hanya perlu beberapa kilo pupuk urea dan zat kimia F4 guna mencegah bau busuk. Dua kali seminggu gundukan sampah di lubang diaduk dan dalam waktu tiga bulan sudah menjadi pupuk kompos yang dapat menyuburkan tanaman,” ungkapnya.
Kompos yang mereka hasilkan itu kemudian digunakan untuk memupuk prakarsa mereka yang lain, yaitu sebuah ‘warung hidup’ seluas 400 meter yang ditanami berbagai jenis sayuran untuk konsumsi para anggota. Sederhana kerja mereka namun hasilnya berlipatganda nilainya dalam mendukung kesejahteraan warga. Prestasi ini sesungguhnya tidak lepas dari pembinaan PKK tingkat Kabupaten Bekasi yang waktu itu dipimpin oleh Cut Rosmah Salah Manaf. ”Memang dalam kegiatan kelompok ini, kita tidak menjumpai hal yang luar biasa. Tetapi, adanya ide serta kreasi ditambah rasa kegotongroyongan dan kebersamaan membuat kelompok ibu-ibu rumahtangga dan PKK Desa Cibarusah Jaya ‘Sari Asih Mandiri’ menjadi sesuatu yang patut dicontoh,” tuturnya.
Program daur ulang limbah rumahtangga diawali dengan sosialisasi dan identifikasi. Warga diajak untuk mengenal jenis-jenis limbah rumahtangga dan sadar akan pentingnya kebersamaan. Di sini termasuk pula penyamaan persepsi warga tentang manfaat dan cara mengolah sampah secara berkelompok serta menyiapkan rencana aksi lingkungan. Tahap selanjutnya adalah pembagian tugas, menciptakan modul kampanye dan aksi kampanye mengajak warga untuk mengumpulkan kaleng bekas, botol bekas dan sampah rumahtangga. Setelah terkumpul, sampah dipilah, kaleng dan botol dijadikan saluran pembuangan limbah. Untuk proses pembuatan pupuk kompok, selain menggali lubang di tanah, mereka pun membuat sebuah gerobak sampah. Wazarita pada kesimpulannya menyatakan, bahwa kunci sukses kelompoknya adalah prinsip-prinsip kerja kelompok yang partisipatif, demokratis, inovatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan dalam menjalankan ide program daur ulang sampah rumahtangga, termasuk peduli terhadap lingkungan hidup.
Penghargaan sebagai Juara III Lomba Kreativitas Daur Ulang Tingkat Nasional diserahkan kepada kelompok PKK Sari Asih Mandiri pada 22 Desember 2003. Sebelumnya mereka juga pernah menerima piagam penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan RI atas prestasi daur ulang mereka yang mengagumkan.
diangkat kembali dari sumber >> Sukses Daur Ulang Sampah: Kelompok Ibu Arisan Itu Mengukir Prestasi Nasional / Sinar Harapan 2003