Lilis Indriyani, Dari Gaptek Jadi Jago Program Robot
Proyek Diam-diam
Tanpa sepengetahuan keluarga maupun teman-temannya, Lilis meneruskan ambisinya membuat robot. Kegagalan demi kegagalan tak pernah menyurutkan niatnya. Uang jajannya selama tiga tahun di masa SMP selalu ia gunakan untuk membiayai “proyek rahasianya” membuat robot. Kepahitan itu baru berbuah manis saat akhirnya Lilis lulus SMA dan baru diterima di perguruan tinggi, lalu menerima kabar tentang kemenangan di ajang KCRI.
Saat ditanyai tentang mengapa ia begitu keras kepala hingga tak menghiraukan kata-kata orang lain tentang kegiatannya membuat robot, Lilis pun bercerita tentang awal perkenalannya dengan robot. Saat itu ia masih duduk di kelas 5 sekolah dasar. Ada sebuah film yang berkisah tentang interaksi robot dengan manusia. “Saya ingat betul, dulu ditayangkan di televisi setiap pukul lima sore. Pulang sekolah pokoknya Lilis harus selesai belajar sebelum jam 5, lalu saat nonton itu tidak boleh ada yang mengganggu,” tuturnya.
Ia tak peduli sekalipun dimarahi oleh ibunya karena terus menonton film tersebut. Lilis mengatakan, “Dari film itu saya belajar bahwa kita bisa lebih berimajinasi. Kadang orang bilang, ngapain sih berimajinasi, nanti jadi stres dan seterusnya. Saya tidak sependapat.”
Begitu pula dengan kegemarannya menonton Doraemon. Banyak yang mengritiknya dengan mengatakan bahwa film itu tidak masuk akal karena Nobita dari dulu tetap saja bersekolah di tingkat SD, tidak berubah-ubah. Yang mereka tidak tahu adalah bahwa Lilis sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan jalan cerita film tersebut. “Lilis penasaran bagaimana bisa robot mengeluarkan benda lagi yang juga berupa robot,” jelasnya.
Lalu tentu saja ada faktor karakter yang melekat dalam diri Lilis hingga sejak dulu ia terus mencoba membuktikan bahwa yang orang lain sebut tidak mungkin sebenarnya dilakukan.