Lewat Teater, Tya Setiawati Gugat Konstruksi Keperempuanan

Gundul Pun Perempuan Tetap Utuh Sempurna

“Bumi Perempuan” dipentaskan secara eksploratif dengan manampilkan banyak simbol agar para penonton memiliki interpretasi pribadi terhadap pertunjukan tersebut. “Saya tidak ingin menggurui penonton atau orang lain, saya hanya ingin menyampaikan pesan melalui eksplorasi gerak tubuh serta suara dari para pemain yang kesemuanya perempuan itu,” katanya.

Salah satu simbolisasi yang ditampilkan adalah kepala gundul.

“Saya dan tiga orang pemain lainnya menggunduli kepala karena kami ingin mendobrak identitas bahwa perempuan harus selalu berambut panjang,” ujarnya sambil tersenyum. “Tanpa rambut pun, saya masih perempuan, seorang manusia utuh yang juga memiliki kekuatan.”

Dengan menggunduli rambut, dia ingin menyatakan bahwa para perempuan telah meninggalkan identitas lamanya dan telah lahir menjadi “saya dan kami yang baru”.

Membela Mimpi

“Lebih baik disiksa secara fisik, daripada hidup tanpa mimpi,” ujar Tya dengan senyum di wajah bulatnya. Mimpi, menurut Tya, adalalah salah satu bentuk optimisme hidup yang harus terus dimiliki oleh setiap manusia, terutama perempuan yang selama ini banyak sekali mengalami ketidakadilan.

"Ketika Sel dan Tulang Bekerja" karya Teater Sakata, 2007.

“Banyak perempuan pekerja keras, yang dominan berasal dari pedesaan, sudah tidak lagi memiliki mimpi untuk kehidupan yang lebih baik. Mereka kebanyakan hanya menurut dan menerima apa yang menimpa mereka, terutama dalam kehidupan rumahtangganya,” katanya.

Dalam salah satu adegan pertunjukannya, Tya menampilkan seorang perempuan yang mengatakan sudah berkali-kali mengalami kekerasan dalam rumahtangga, tetapi ia masih tetap hidup karena memiliki mimpi.

“Perempuan yang memukul-mukul tong adalah bentuk simbolisasi terhadap keperkasaan perempuan yang tidak bisa diremehkan,” ujarnya sambil membetulkan letak posisi kacamatanya.

Tya ingin semua perempuan optimis terhadap hidupnya serta mau mendobrak identitas lama dan menjadi manusia baru yang utuh.

“Perempuan harus maju bersama. Itu optimisme yang ingin aku bangun, mudah-mudahan terasa walaupun cukup provokatif,” kata Tya. :: [Rangkuman dari artikel-artikel yang disiarkan AntaraNews, Pusukbuhit.com dan Media Indonesia.]

sumber foto >> http://ilhamyusardi.wordpress.com/ teatersakata.blogspot.com | kelola.or.id | tempointeraktif

Leave a Reply