Hati Emas Membawa Lusia Efriani Ke Emas Hitam
Tidak Boleh Bekerja, Peluang Terbuka
“Saya sedang diuji untuk memilih karir dan keluarga, dan saya memlilih keluarga. Namun sebelum resign saya sempat berdiskusi dengan Pak Tarman dan Pak Toni, bagaimana caranya walaupun saya resign tetapi tetap mempunyai hubungan baik dengan Avava Group, maka timbullah ide, Pak Toni memberikan saya ilmu untuk memproduksi arang tempurung kelapa dan bisa menjadi supplier tetap untuk PT. General Carbon Industry (GCI), salah satu anak perusahaan Avava Group,” ujar Lusia.
Ya akhirnya ia bisa resign dengan lega, dan bisa fokus membina keluarga, serta menjadi pengusaha arang tempurung kelapa tanpa harus putus hubungan dengan Avava Group.
Semula Lusi meremehkan bisnis arang tempurung kelapa. Tetapi setelah melihat banyak perusahaan Korea, Jepang, bahkan China mendirikan usaha produksi arang tempurung kelapa di Batam, ia mulai mengerti dan memahami bahwa bisnis arang tempurung kelapa ternyata tidak main-main. Di dalam negeri saja kebutuhan arang tempurung kelapa mencapai 1.200 ton per bulan, dan hingga saat ini belum terpenuhi. Ia juga melihat bahwa arang tempurung kelapa ternyata juga di ekspor ke berbagai negara, dan menjadi komoditas bisnis yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi di berbagai negara tersebut karena digunakan sebagai bahan industri.
Meski prospeknya bagus, namun Lusi mengalami banyak kendala untuk memproduksi arang tempurung kelapa. Kendala pertama, menurutnya adalah bahan baku tempurung kelapa yang masih sangat terpencar-pencar di pasar-pasar tradisional, atau sentra-sentra pembuatan kopra antara satu dengan yang lain cukup jauh jaraknya.
Kendala kedua, ia pernah diminta oleh Bapedal Batam untuk menutup usaha pembuatan arang tempurung kelapa karena asapnya mencemari udara. Tetapi setelah Lusi menjelaskan bahwa usaha arang tempurung kelapa ini melibatkan banyak tenaga kerja dari kalangan orang-orang marjinal yang bekerja di usaha ini, serta melibatkan tenaga kerja tidak terdidik dan dari kalangan bawah lainnya, Bapedal pun mengurungkan niatnya untuk menutup usahanya. Hingga saat ini Lusi masih memproduksi arang tempurung kelapa untuk mensuplai arang tempurung kelapa ke PT. General Carbon Industry yang memiliki kontrak ekspor ke berbagai negara. >>