Hati Emas Membawa Lusia Efriani Ke Emas Hitam
Panggilan Hati Emas
Di sinilah ia menyadari bahwa tugasnya sebagai pembina UKM sepertinya cocok dengan panggilan hatinya. Tahun pertama menjalani tugas sabagai pembina UKM adalah awal yang cukup berat, karena sebagai seorang pembina UKM ia benar-benar bekerja sebagai pekerja sosial murni, tidak ada gaji atau fee. Hari-harinya disibukkan dengan pembinaan usaha kecil di wilayah Kepulauan Riau. Mulai dari pedagang kerupuk, pabrik roti, petani bunga, pengrajin tas, pabrik arang, budidaya ikan, rumput laut dan sebagainya. Pembinaan yang dilakukan Lusi termasuk training ketrampilan, solusi mencari dana atau modal usaha, menghubungkan antara pengusaha kecil dengan pemodal, membantu mencarikan pemasaran atau distribusi produk usaha kecil dan pembinaan tertib administrasi.
Beberapa kelompok usaha kecil telah ia dirikan di berbagai tempat untuk memudahkan koordinasi dalam hal training keterampilan dan pengajuan modal usaha ke bank. Lusi juga mengutamakan pelaku usaha kecil di pelosok pinggiran pulau atau dikenal sebagai warga hynterland di Kepulaun Riau. Atas kegesitannya itu, ia berhasil meraih gelar Pembina UKM Teladan se ke-Kepulauan Riau. Kini ia aktif di Apindo Batam. Di organisasi para pengusaha tersebut ia merasa bisa langsung merealisasikan impiannya untuk membina dan memberikan bantuan kepada para pelaku usaha kecil.
Untuk mendukung program-program pengembangan UKM yang ia bina, Lusia saat itu banyak bergaul dengan para pebisnis dari HIPMI dan KADIN Kepulauan Kepri. Tujuannya agar pengalaman-pengalaman usaha para pebisnis dapat ditransformasikan kepada para UKM binaannya, termasuk kepada dirinya sendiri.
Ia menyadari bahwa sebagai pembina UKM ia sendiri harus berani membangun usaha lagi, dan bangkit dari keterpurukan seperti yang pernah ia rasakan selama ini. Menurut Lusi, bagaimana ia bisa memposisikan diri sebagai Pembina UKM dan kata-katanya diikuti jika ia sendiri tidak memiliki usaha dan membangun usahanya dengan baik. >>