Harga BBM Naik, Risiko Kematian Ibu Meningkat
JAKARTA – Indonesia menghadapai tantangan besar dalam mencapai target penurunan angka kematian ibu (AKI). Tantangan besar itu diakibatkan naiknya harga energi di pasar internasional yang mendorong melonjaknya harga pangan secara drastis. Hal ini tidak saja menyulitkan Indonesia, tapi juga negara-negara berkembang lainnya. Demikian dikatakan oleh Sesmenko Kesra Prof. Dr. Ir. Indroyono Soesilo, MSc., seusai pembukaan pertemuan Sherpa Group of the Network of Global Leaders for MDGs yang dilangsungkan di Jakarta, 26 Juni 2008.
“Target kita pada tahun 2015, sesuai dengan target yang disepakati dalam MDGs, AKI di Indonesia bisa ditekan menjadi 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Lonjakan harga energi dan pangan di pasar internasional menjadi tantangan besar dalam pencapaian target tersebut,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Indroyono, tantangan lainnya adalah perubahan iklim yang berdampak langsung pada kualitas makanan, udara dan air. “Penurunan kualitas lingkungan berisiko nyata, di mana lebih dari 40 persen penyakit global yang diidap oleh anak-anak balita dan ibu disebabkan oleh faktor lingkungan.”
Untuk membahas berbagai tantangan besar di atas, Indonesia berinisiatif menyelenggarakan pertemuan Sherpa Group of the Network of Global Leaders for MDGs yang dilangsungkan di Jakarta, 26 Juni – 27 Juni 2008.
“Keterlibatan Indonesia dalam pertemuan tersebut sangat tepat. Melalui pertemuan yang digagas oleh Presiden SBY ini, kita dapat menggalang dukungan internasional untuk mempercepat pencapaian MDGs di bidang penurunan angka kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan sebelum tahun 2015.”
Pertemuan ini diharapkan dapat menetapkan Road Map untuk menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. “Selain itu, dalam road map juga akan memprioritaskan keamanan pangan, peningkatan gizi dan keluarga berencana, penguatan sistem pemeliharaan kesehatan dan memperluas akses ibu melahirkan melalui pendekatan multi sektor yang meliputi pembiayaan untuk kesehatan, menanggulangi keterbatasan masyarakat misalnya buta huruf kaum perempuan, tingginya prevalensi penyakit menular dan bencana alam, meningkatkan akses pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan dana dan sumber daya lain untuk mendorong pencapaian MDGs.”
Menurutnya, percepatan pencapaian MDGs tidak hanya membutuhkan peningkatan investasi dan komitmen politik, termasuk di bidang kesehatan, tapi juga perhatian terhadap implementasi atas komitmen yang telah disepakati bersama dan dijalankan secara berkesinambungan, terkonsentrasi dan terkoordinasi baik ditingkat Nasional maupun internasional.
“Kemajuan di bidang penghapusan kemiskinan dan kelaparan, peningkatan pendidikan dan kesehatan merupakan katalis pencapaian tujuan lainnya.”
Indroyono menekankan perlunya kerjasama yang lebih erat antara pengambil keputusan di tingkat nasional dan internasional, termasuk dengan menempuh aksi kolektif bagi penciptaan situasi bersama yang lebih baik. “Dunia harus melipatgandakan upaya pencapaian MDGs untuk membantu negara-negara yang tidak dalam jalur pencapaiannya, seperti yang kita hadapi saat ini,” pungkas Indroyono yang baru saja dilantik sebagai Sesmenko Kesra ini.
(disebarkan oleh Wahyu Susilo, INFID, melalui Milis Perempuan)
sumber grafik >> http://www.depkes.go.id