Galuh Sally Muhidin Selamatkan Pohon Gaharu Dari Kepunahan

(BANJARMASIN POST) – Galuh Sally Muhidin, seorang perempuan kelahiran 17 September 1948, dinobatkan sebagai salah satu peraih Penghargaan Adipura Persada Lingkungan di provinsi Kalimantan Selatan.

Penghargaan bagi insan yang berjasa di bidang lingkungan hidup itu diserahkan oleh Wakil Gubernur Rosehan NB, usai apel pagi di halaman Kantor Gubernur pada awal Juni 2008.

Galuh meraih penghargaan atas perannya menyelamatkan tanaman yang hampir punah, yakni jenis pohon gaharu, dan berperan mengembangkannya. Bersama suaminya Muhidin, Galuh mengembangkan penangkaran pohon wangi gaharu di Desa Kasai, Kecamatan Batumandi, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Ketekunan Galuh sebagai seorang penangkar bibit pohon gaharu teramat penting artinya bagi spesis tanaman yang sudah tergolong sangat langka tersebut karena diperkirakan hanya tinggal 0,01 persen dari seluruh tanaman hutan yang ada di bumi kini.

“Jangan melihat keuntungan yang didapat, tapi harus benar-benar dilakukan sebagai pengabdian,” ucapnya.

Selama ini dia masih kerap mendapatkan kendala dalam pengembangan gaharu karena kegiatan penangkar resmi seringkali dirugikan oleh para penangkar illegal, yang mendapatkan stok bibit gaharu secara liar, seperti mencuri dari penangkar resmi.

Menurut Galuh, usaha gaharu merupakan investasi jangka panjang. Keuntungan baru didapat saat menjual gaharu dewasa yang memiliki banyak gubal atau damar wangi, yaitu ketika usia pohon mencapai minimal tujuh tahun.

Memang saat ini harga gubal atau damar wangi gaharu cukup mahal. Untuk kualitas rendah mencapai Rp 1 juta per kilogram, sedangkan kualitas super yang biasanya dari pohon berusia puluhan sampai ratusan tahun mencapai puluhan juta per kilogram.

Gaharu sangat berharga karena gubal memiliki banyak manfaat sebagai bahan baku obat, parfum, kosmetik hingga diolah menjadi dupa atau hio.

Kini, Galuh sudah berhasil membibitkan ratusan ribu polybag gaharu. (sumber: Banjarmasin Post/06/2008)