Eni Kusuma Tulis Bestseller Selagi Menjadi TKI di Hong Kong
<wawancara Eni Kusuma dengan pembelajar.com>
Setelah enam tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong, Eni Kusuma pulang dengan membawa sesuatu yang bernilai. Bukan harta yang berlimpah, tetapi sebuah hasil proses pembelajaran yang sangat menakjubkan. Ternyata di tengah-tengah kesibukannya sebagai pekerja rumah tangga, ia menyempatkan diri untuk serius mengasah bakat menulisnya dan bergaul dengan komunitas yang lebih luas melalui internet.
Lulusan sebuah SMA di Banyuwangi, Jawa Timur, Eni aktif di sejumlah mailing list penulisan. Di sana keterampilannya berkembang pesat dan ia mulai berinteraksi dengan sejumlah penulis yang tergolong sukses. Artikel-artikelnya pun tersebar dan semakin diapresiasi oleh khalayak. Sejumlah artikel motivasinya juga berhasil dimuat di situs motivasi dan pengembangan diri terpopuler, Pembelajar.com. Dari situlah akhirnya pada April 2007 Eni berhasil meluncurkan sebuah buku motivasi berjudul “Anda Luar Biasa!!!” yang pada gilirannya juga menjadi bestseller.
Di Indonesia atau bahkan di dunia, Anda Luar Biasa!!! mungkin buku motivasi pertama yang ditulis oleh seorang pekerja rumah tangga. Dan, tak tanggung-tanggung, buku ini juga dikomentari oleh tak kurang dari 27 penulis, motivator, tokoh, atau aktivis yang punya nama. Mungkin, semua ini merupakan bentuk apresiasi atas semangat dan kemauan belajar penulisnya yang benar-benar menyentuh hati.
Eni (terlahir 1976) sempat menyurutkan diri selama mengandung anaknya yang pertama, Natasha Ensa Motivani, yang lahir di awal tahun 2008. Namun ia tidak pernah berhenti belajar, mengasah kemampuan menulisnya. Ia juga membagikan semangatnya melalui forum-forum seminar, diskusi, serta talk show di radio-radio. Sasaran yang sedang dia bidik adalah seminar di berbagai kampus untuk menyemangati para mahasiswa atau generasi muda umumnya.
Berikut adalah wawancara yang pernah dilakukan oleh Edy Zaqeus dari Pembelajar.com dengan Eni Kusuma melalui email pada akhir Maret 2007.
Bagaimana perasaan Anda setelah buku pertama Anda terbit?
Berbunga-bunga. Ada mawar, anggrek, tulip, dan enceng gondok… he he he.
Bagaimana ceritanya sampai akhirnya Anda bisa menulis sebuah buku motivasi?
Awal cerita dari sebuah dream saya yang ingin diakui secara intelektual. Mulanya masih kabur. Sama halnya dengan seorang gadis yang bermimpi tentang pangeran pujaannya. Masih kabur. Namun, setelah bertemu dengan pria yang mendekatinya secara nyata, lama-lama bayangan itu semakin jelas. Karena dream saya masih kabur, awalnya saya belajar membuat naskah novel, cerpen, dan puisi. Ketika saya posting di milis kepenulisan yang saya ikuti bernama Kossta—milis untuk para TKW di Hongkong yang suka nulis—karya-karya saya banyak yang mengomentari. Setelah saya amati, saya rasa menjadi komentator itu lebih cerdas dan elegan. Maka saya BELAJAR “berkarier” di jalur ini. Banyak yang skeptis: “Who’s talking? Emangnya Eni itu siapa?” Namun, seorang guru dan senior saya nekat mengirimi saya buku Resep Cespleng Menulis, buku bestseller karya Edy Zaqeus. Mungkin, biar “kegilaan” saya semakin terasah. Dari situ saya mengenal Pembelajar.com. “Korban” komentar saya yang pertama adalah artikel Jennie S. Bev, si penulis buku Rahasia Sukses Terbesar. Jennie adalah penulis wanita yang sukses di negeri Paman Sam. Dia terkenal karena menulis. Kenapa saya komentari dia? Karena saya ingin “dilihat”. Inilah awal saya membuat artikel-artikel “motivasi”—yang istilahnya saja baru saya dengar setelah bergaul dengan komunitas Pembelajar. com.
Dengan diterbitkannya buku Anda Luar Biasa!!! ini, maka dream saya semakin jelas. Berapa banyak sih, orang yang “kenyataannya” sesuai dengan mimpinya? Saya mendapatkannya hanya dengan kerja keras dan kerja cerdas. Tanpa perlu menodongkan senjata tumpul kepada para intelektual supaya mereka mengakui kemampuan saya. Cieeee….
Pada waktu menyusun buku ini, Anda masih berprofesi sebagai pembantu rumah tangga di Hongkong. Bagaimana bisa Anda meluangkan waktu untuk menulis?
Bisa. Saya memanfaatkan segala kesempatan di antara kesempitan. Saya mengalokasikan waktu satu jam sebelum tidur malam untuk menulis dengan tangan. Lalu, di saat libur tiba, saya ketik di komputer. Biasanya saya ngetik di perpustakaan, kantor pos, dan pusat perbelanjaan yang memberikan pelayanan internet gratis. Saya juga bisa akses internet di saat-saat menunggu anak asuh saya les. Atau, ketika saya belanja ke pasar.
Selama ini, pembantu rumah tangga selalu dikonotasikan sebagai orang tidak berpendidikan, minim keterampilan, dan hidup tanpa harapan dengan gaji yang sangat rendah. Pandangan Anda? Saya tidak pernah memandang orang dari profesinya. Profesi hanya sementara. Sebagai batu loncatan saja untuk mendaki ke profesi yang lain yang lebih baik. Saya hanya memandang orang dari “kemauannya untuk belajar”. Siapa pun dia! Meskipun dia seorang pejabat, anggota dewan yang terhormat, pembantu, pemulung, tukang kayu, dan tukang sapu jalan. Jika tidak mau BELAJAR, maka mereka termasuk yang tidak berpendidikan. Banyak orang- orang dari profesi “terhormat” yang merugikan orang lain dan negara. Sebaliknya, tidak sedikit orang-orang dari profesi “rendahan” yang berguna bagi orang lain dan negara. Kami, para pembantu, tertawa saja melihat ulah birokrasi yang merugikan dan mempersulit kami. Padahal, semuanya bisa dipermudah. Atau sebagai orang miskin, kami geli dengan anggota dewan yang terhormat, protes atau demo karena diminta untuk mengembalikan uang rapelan. Sekarang jelas bukan, siapa yang berpendidikan apa? Siapa yang lebih miskin? Siapa yang merasa lebih “rendah” gajinya? Saya justru termasuk pembantu dengan nomor urut ke sekian dari sekian banyak senior saya yang sukses menjadi pengusaha, wartawan, penulis, pengajar, investor, dll. Karena, mereka punya dream dan mau BELAJAR.
Apa komentar majikan Anda ketika Anda menulis artikel di website, hingga kemudian bisa jadi naskah buku?
Awalnya senang dan mendukung banget. Dan ini saya ceritakan dalam buku saya itu. Tapi, lama-kelamaan dia “uring-uringan”. Yang saya kerjakan selalu salah. Dan, dia sering mengada-ada dalam memberikan perintah. Supaya “tenang”, saya bilang padanya kalau saya sudah berhenti menulis. Lalu, saya melakukan aktivitas ini dengan sembunyi-sembunyi. Mungkin, dia takut saya akan menomorduakan tugas utama saya sebagai pembantu.
Tiba-tiba saya sadar dengan apa yang terjadi. Kesalahan terbesar saya soal aktivitas menulis saya ini adalah “kejujuran”. Sama halnya dengan seorang pria yang diinterogasi dan dituduh selingkuh. Kesalahan terbesarnya adalah “kejujuran”. Jadi, majikan saya tidak tahu tentang buku saya ini. Tapi, kami sering SMS-an sampai sekarang. Saya ingin mengirim buku ini padanya nanti. Meski dia tidak bisa baca tulisan Indonesia.
Sebenarnya, apa motivasi Anda menulis buku dengan judul Anda Luar Biasa!!! ini?
Saya ingin membuktikan bahwa hambatan apa pun bisa ditaklukkan. Asal, kita sadar akan keluarbiasaan potensi diri kita dalam mewujudkan dream kita. Yang membedakan manusia dari makhluk lainnya kan dream? Dan, dream milik semua orang. Dari segala macam profesi dan latar belakang. Saya berani bermimpi, bagaimana dengan Anda semua?
Kalangan mana saja yang ingin Anda sentuh dengan buku ini?
Semua kalangan yang bisa baca. Tanpa terkecuali. Dari semua profesi dan latar belakang. Seperti, para pembantu yang ada di dalam dan luar negeri. Atau, calon pembantu yang berada di yayasan-yayasan pengerah pembantu dan baby sitter. Juga mereka yang berada di PJTKI-PJTKI. Pemulung sampah Indonesia, asongan, tukang antar koran, guru, dosen, mahasiswa, pelajar, pejabat, anggota dewan yang terhormat, dll. Semua pribadi dari yang “acak adul” sampai pribadi yang terkendali. Pribadi yang “acak adul”, seperti mereka yang belum dipenjara, akan dipenjara, sedang dipenjara, dan sudah dipenjara atau mantan narapidana. Semua saya sentuh.
Anda “hanya” lulusan SMA, sementara—dari komentar-komentar untuk buku Anda—tampak sekali bahwa Anda sangat cerdas dan berbakat. Bagaimana Anda mendapatkan semua itu?
Saya? Sangat cerdas dan berbakat? Salah tingkah saya….Eni salah tingkah…. Lipatan-lipatan otak kita—yang diciptakan oleh Yang Maha Cerdas—tidak terbentuk dengan sendirinya. Lipatan-lipatan itu terbentuk karena seringnya otak diajak berpikir dan menganalisis tentang hal-hal yang bermutu dan penuh makna. Semakin terlatih, semakin berkembang, dan semakin banyak lipatannya. Dan, cerdas hanyalah efek. Bakat apalagi. Cerdas secara emosional, intelektual, maupun spiritual. Saya mendapatkannya, atau melatihnya, dengan membaca kitab suci. Makna dalam kitab suci adalah makanan jiwa yang sangat bergizi. Sedangkan buku-buku bermutu lain—baik yang saya pulung dari sampah bacaan, beli sendiri, pinjam, maupun dikasih oleh orang-orang tercinta—adalah pelengkap untuk menambah pengetahuan. Sementara, tingkah laku atau perilaku orang-orang di sekitar adalah sarana pembelajaran saya untuk menambah wawasan. Dari sanalah saya belajar.
Kabarnya waktu kecil Anda gagap bicara?
Saya jadi tersipu pilu nih… Ini kabar yang kurang berwibawa… Bukan hanya gagap akut. Selain kurang gizi dan ASI, berbagai penyakit kulit juga sempat jadi sahabat karib saya di waktu kecil. Kurap, kudis, jamur, dan gatal-gatal. Tanyalah pada orang-orang terdekat saya. Pasti mereka akan menjelaskan dengan sangat antusias. Sebenarnya, ini kurang elegan untuk dijadikan pesona, apalagi untuk mem-branding saya. Tapi, mungkin ini akan menjadi salah satu faktor keluarbiasaan diri saya…he he he…. Sebenarnya, gagap itu masalah psikis. Kondisi saya yang terlahir dari ortu yang “acak adul” secara emosi menjadikan saya gagap bicara, minder, tertutup, sekaligus cuek hingga remaja. Dan miskin adalah efeknya. Lima tahun lagi dalam kondisi yang sama, saya mungkin bisa menguasai 70 bahasa dari sepuluh negara dalam waktu bersamaan he he he…. Tragis memang! Setahu saya, dalam speech therapy ada dua mcam gagap, yaitu stuttering dan stammering. Stuttering adalah gagap atau kesulitan saat akan mulai bicara. Sedangkan stammering adalah gagap atau kesulitan saat akan mengakhiri suatu kalimat. Saya menderita stuttering ini. Saya kerap mendapati kondisi rumah, berubah seperti menjadi ruang penyiksaan tawanan perang oleh “tentara” dari “sekte aliran sesat” ha ha ha…. Dan, jika kami, anak-anaknya, tidak menghindar, kami tentu akan menjadi objeknya. Saya masih belum tahu, apakah cacat pendengaran kakak perempuan pertama saya itu karena efek beruntun dari ritual tersebut. Terkadang, orangtua saya sangat dewasa dan bijaksana. Makanya, saya betah diskusi dengan ayahanda saya. Terkadang juga, mereka dapat menjadi pasangan “tentara gila” yang percaya ada sekawanan “serigala” dari planet lain, yang akan mengobrak-abrik wilayah kekuasaannya.
Saya menerapi diri saya sendiri. Saya memaklumi dan memaafkan mereka yang saya kasihi. Sehingga, secara bertahap pun saya mulai sembuh. Meski kadang agak terasa mengganggu jika bicara. Namun, secara umum tidak ada masalah dengan cara bicara saya sekarang. Pesan saya, berkembang dan bertumbuhlah dengan terus belajar. Itu supaya kita mendapat jiwa yang kuat dan emosi yang sehat, demi anak-anak kita, generasi yang akan datang, demi mewujudkan “Indonesia Bebas Gagap Bicara!”
Anda juga suka memulung sampah-sampah bacaan?
Sebenarnya, ini juga hal yang “aneh” untuk dijadikan pesona he he he…. Saya memang suka membaca. Berhubung tidak ada fasilitas bacaan untuk dibaca, maka sampah-sampah bacaan dari potongan-potongan buku, koran bekas, atau kartu motivasi Harvest di TPA menjadi “korban” saya. Kegitan saya sepulang sekolah memang memulung sampah. Setelah itu berangkat ngaji di surau.
Sekarang setelah kembali ke Indonesia, apa yang ingin Anda lakukan?
Belajar banyak hal. Sekarang lagi aktif menulis dan belajar menulis skenario. Dalam kesempatan ini saya hendak meminta kepada para penulis skenario profesional. Buatlah cerita yang masuk akal, mencerdaskan, dan memotivasi! Energi yang muncul dari cerita yang memotivasi pasti akan sangat dahsyat efeknya bagi perkembangan kualitas mental pemirsa. Jangan bikin yang sebaliknya. Karena, energi negatif dari suatu cerita yang sebaliknya, akan berdampak sama pula. Saya juga siap sharing kepada siapa saja. Oya, seratus persen dari penjualan buku Anda Luar Biasa!!! ini akan masuk ke rekening yayasan Eni Kusuma Foundation, yang ingin saya dirikan untuk memberi pendidikan anak-anak miskin. Ini mimpi terbesar saya. Semoga. Tuhan memberkati kita semua. By the way, saya juga berkeinginan, suatu saat nanti saya diberi kesempatan berada di antara para anggota dewan yang terhormat. Sebenarnya, ada apa sih antara pemerintah dengan kondisi Indonesia saat ini?
Apa yang ingin Anda serukan kepada para pembantu rumah tangga di seluruh Indonesia, bahkan mungkin dunia?
Pesan saya, jadilah pembantu yang profesional. Bekerjalah sambil belajar. Dan, belajarlah dari orang- orang sukses. Untuk mempercepat, jangan belajar dari orang-orang “kebanyakan”. Banyaklah melihat dunia dengan membaca. Pembantu adalah profesi yang sangat terhormat, tanpa tanda kutip! Pembantu adalah profesi yang “kaya”. Karena, itu profesi yang melambangkan kesabaran. Kesabaran adalah ibu dari kesuksesan. Pembantu yang baik adalah tangan Tuhan yang penuh dengan pengabdian. Beranilah bermimpi dan wujudkanlah apa yang kalian inginkan. Bukalah pikiran. Tuhan Memberkati.
Seruan Anda bagi generasi muda kita, terutama para mahasiswa?
Untuk para generasi muda, terutama untuk para mahasiswa, kendalikan emosimu! Banyaklah membaca dan belajar! Kenali minatmu sedini mungkin! Carilah mentor! Jika perlu, jadilah orang suruhan dari orang sukses di bidang yang engkau minati! Serap ilmunya! Bekerja samalah dan jual ide kamu pada mereka! Jangan pernah menyerah! Dan, sukses hanyalah efek! Tuhan memberkati!
Siapa guru-guru Anda dalam sekolah kehidupan ini?
Guru dari semua guru saya dalam sekolah kehidupan ini adalah Tuhan Yang Menciptakan Kehidupan ini. Dan, guru-guru saya yang lain adalah semua pribadi yang bijaksana. Saya ingin menjadi bijaksana seperti guru- guru saya itu.
Sekarang sedang menyiapkan buku apa lagi?
Buku “Chicken to Eagle”. Sebuah buku tentang mencerdaskan kesadaran yang lebih eksploratif lagi. Judul ini saya dapat dari Adi W. Gunawan. Ketika saya berkesempatan bincang-bincang dengan beliau. Juga buku “mencerdaskan kesadaran” yang lain, yaitu kumpulan cerita kocak. Saya sempat surprise ketika beberapa cerita itu saya posting di milis “Penulis Best Seller” ternyata membuat Edy Zaqeus tertawa. Luar Biasa! Ini hal yang membanggakan saya. Saya jadi ingin baca buku Zen seperti yang dia bilang.
Bila perjalanan hidup Anda dan nilai-nilai yang Anda pegang bisa dirumuskan dalam sebuah kalimat, bagaimana bunyinya?
BELAJAR ADALAH HAK SAYA!!! Perjalanan hidup saya adalah proses belajar itu sendiri. Dan, nilai-nilai yang saya pegang adalah hasil dari belajar saya tentang nilai-nilai. [ez – pembelajar.com / april 2007]
VIDEO wawancara Eni di TV / april 2007