Bunda, Sosok Buruh Migran Yang Tembus Langit Sastra
[TINTAHIJAU] – Tak selamanya Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong itu selalu dipandang sebelah mata oleh bangsa sendiri maupun dunia. Banyak sekali contoh nyata bahwa di sela-sela kesibukannya sebagai penata laksana rumah tangga, mereka mempunyai prestasi yang luar biasa. Salah satu dari sekian banyak cerita BMI Hong Kong berprestasi adalah kisah dari BMI Hong Kong asal Malang, Jawa Timur.
Mega Vristia yang lahir 29 September 1964 silam di Kalijati, Subang, Jawa Barat, dan dibesarkan di Prembangan, Turen, Malang sementara ini tinggal di Hong Kong. Putri ke tiga dari lima bersaudara pasangan H.Nanan Mariana dan H.Chozin ini mulai menggeluti dunia tulis menulis sejak tahun 2003. Saat itulah, perempuan kalem ini mengenal dunia maya (internet) meski meminjam dari majikannya. Selanjutnya, dia ikut bergabung pada milis-milis sastra di Yahoo Groups.
Perempuan yang akrab dipanggil ‘Bunda’ ini mengaku saat bergabung pada milis sastra di Yahoo Groups, dia memilih untuk ikut Milis Penyair, Milis Bunga Matahari, Milis Sastra Pembebasan dan Milis Apresiasi Sastra.
“Saya sangat beruntung bisa bergabung di milis-milis sastra tersebut. Bunda bisa banyak membaca karya-karya penulis senior di Tanah Air. Dari banyak membaca itulah modal awal belajar menulis karya sastra,” tutur wanita yang demen membaca buku ini.
Raih Penghargaan, Digandrungi Media
Tahun 2005, dia meraih Esso Wenni Award, untuk sebuah karya puisinya, dilanjutkan memenangkan lomba puisi yang diadakan Milis Apresiasi Sastra, dan juga pernah meraih penghargaan di bidang puisi dari ‘Tobloid Apa Kabar’ di Hong Kong. Perempuan ini ternyata juga beberapa menerima penghargaan di bidang tulis lainnya.
Karyanya, baik berupa puisi, cerpen, essai, opini, pernah dimuat di berbagai media di Indonesia, seperti di Majalah Sabili, Majalah Aninda, Koran Sriwijaya Post, Jurnal Perempuan, Joernal Bumi Putra, Kompas.com, Baltyra, Sinar Harapan, dan lain-lain. Sedangkan di Hong Kong sendiri juga pernah dimuat di Tabloid Apa Kabar, Tabloid Suara dan Koran Berita Indonesia.
Karya-karya apik lainnya juga terdapat dalam buku Antologi Puisi-Cerpen Esai terbitan Sastra Pembebasan (2004), Puisi Trilogi Dian Sastro For President terbitan On/Off Book (2005). Penggagas buku Antologi Puisi untuk Munir, berjudul Nubuat Labirin Luka penerbit Sanyap Baru bekerja sama dengan Aceh Working Groups (2005). Kumpulan Cerita Mini, Selasar Kenangan, penerbit Akoer (2006). Antologi puisi 5 Kelopak Mata Bauhina, penggagas Bonari Nabonenar (2008).
Merintis Penerbitan Bersama Suami
Bersama suaminya, sampai sekarang menggagas dan mendirikan penerbitan buku dengan nama Dragon Family Publisher yang berorientasi menerbitkan karya Buruh Migran Indonesia. Buku pertama yang diterbitkan adalah Kumpulan Cerpen ‘’Nyanyian Imigran’’ pada tahun 2006.
Tahun 2010 lalu, dia merupakan penggagas dan penerbit buku kumpulan puisi Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong yang berjudul ‘Luka Tanah Priok’ penerbit Dragon Family Fublisher, buku Kumpulan Kisah Puasa Para Imigran, bukunya berjudul ‘30 Hari Dalam Cinta-Nya’ Penerbit Dragon Famly Publisher.
Karyanya juga ada dalam buku ‘Surat Berdarah Untuk Presiden’ penerbit Jendela Groups Zikrul Hakim (2011), buku ‘800 Profil Perempuan Pengarang atau Penulis Indonesia’ penerbit Kosa Kata Kita terbitan 2012, Antologi puisi dua bahasa Inggris – Indonesia, Poetry-Poetry 180 Indonesian Poet : Deverse, penerbit Shell, antologi puisi dua bahasa Inggris – Indonesia, Poetry-Poetry Flow into the Sink into the Gutter,From 226 Indonesian poets- Penerbit Shel, puisi dan prosa Liris, ada dalam buku ‘Negeri Sembilan Matahari’, kemudian lolos dalam penulisan cerita anak yang diadakan penerbit Shell.
Dari 346 penyair diseleksi hingga kurang lebih 60 penyair. Alih-alih sosok perempuan ini terpilih untuk antologi puisi berbahasa Ingris yaitu : Indonesian Poems Among The Continent (Antologi puisi Indonesia di antara sajak-sajak Asia Selatan dan Amerika Latin).
Merentangkan Kreasi Di Gelanggang Pentas
Ikut dalam pementasan berjudul ‘Glimpses Of Hope’ di gedung Fringe bersama kelompok Asian Migrants Theater, Hong Kong. Juga tampil dalam pementasan ‘Dalam Bayangan Tuhan’ karya Arifin C Noer di Gedung Dewan Kesenian Malang dengan kelompok Teater Mlarat, Malang. Beberapa kali menyutradari pementasan drama IMWU Hong Kong (2004-2005).
Bersama teman-teman Buruh Migran Indonesia (BMI) mendirikan Kelompok teater, dengan nama Teater Angin Hong Kong yang bergerak di bidang Teater, Sastra dan Penerbitan Buku. Beberapa kali menyutradari pementasan drama IMWU Hong Kong (2004-2005). Bersama teman-teman Buruh Migran Indonesia (BMI) mendirikan Kelompok teater, dengan nama Teater Angin Hong Kong yang bergerak di bidang Teater, Sastra dan Penerbitan Buku).
Bulan November 2012 lalu, deretan kepercayaan untuk ikut menjadi Juri Journalis Award tingkat Nasional yang diadakan oleh Migrant CARE, AJI yang disuport Uni Eropa. Sebelumnya juga pernah menjadi Juri Lomba membaca puisi yang diadakan oleh Asosiai Tenaga Kerja Indonesia (ATKI) Hong Kong, menjadi juri cerpen yang diadakan oleh Gabungan Muslim Indonesia (GAMI) Hong Kong, menjadi juri lomba membaca cerpen yang diselenggarakan Perpustakaan Pandu di Hong Kong dan beberapa perlombaan yang berhubungan seni dan sastra di kalangan Buruh Migran di Hong Kong.
Di tengah kesibukannya bekerja, dia tetap menulis untuk mengekspresikan karya-karya selanjutnya. Menurut Bunda, terang perempuan ini, BMI Hong Kong sangat berpotensi untuk bisa mengembangkan diri sesuai bidang yang mereka suka, ini juga sebagai bentuk rasa syukur ke pada Allahi, pungkasnya. Kepada semua BMI Hong Kong, pesannya, agar jangan pernah menyia-nyiakan waktu. Apalagi bekerja di Hong Kong, mendapat kesempatan libur sebulan empat kali. :: TINTAHIJAU/feb2013