Budi Baik Hesti, Sang Pembela Anjing-anjing Terlantar
OKEZONE/BBCIndonesia — Setelah rumahnya didatangi warga yang keberatan dengan banyaknya hewan peliharaan yang dirawat di rumahnya, Hesti Sutrisno, perempuan bercadar yang menjadi viral setelah menolong anjing-anjing liar, mengatakan bahwa dia akan tetap membantu anjing-anjing yang terlantar, meski tidak di rumahnya.
Rumah Hesti, didatangi oleh warga di kediamannya di Pamulang, Tangerang Selatan, pada Selasa 3 April 2018. Polisi juga sempat membantu mengamankan kediaman Hesti.
Para tetangga, menurut keterangan polisi, mengatakan bahwa anjing-anjing yang dipelihara oleh Hesti, selain juga bau kotoran dari hewan-hewan yang dipeliharanya, mengganggu warga sekitar.
Empat poin kesepakatan antara pihak keluarga Hesti dengan warga sekitar menyebut soal pengurangan jumlah anjing dari 11 menjadi hanya tiga ekor, mengurangi jumlah ayam dari 20 menjadi lima ekor, dan kewajiban membersihkan kandang agar tidak bau, serta tidak menambah 32 kucing yang mereka pelihara, dan membatasi kucing hanya di dalam rumah.
Kenapa Hesti menolong anjing terlantar?
Hesti, saat ditanya, mengatakan bahwa dia melihat kedatangan warga dan kesepakatan ini sebagai “sebuah ujian”. “Justru ini suatu ujian, apakah saya akan melanjutkan suatu kebaikan dengan makhluknya yang terlantar, atau sudah stop. Insya Allah, enggak. Saya nggak akan stop. Tapi bukan berarti mereka
(anjing) di sini (rumah) ya, karena ya tahu sendirilah,” kata Hesti saat dihubungi BBC Indonesia.
“Saya akan terus melakukan kebaikan sama mereka yang terlantar di jalanan,” sambungnya.
Mediasi sempat dilakukan antara pihak Rukun Tetangga, warga yang mendatangi rumah Hesti, dan keluarga Hesti. Lewat mediasi itu disepakati, ada tujuh anjing yang dirawat oleh LSM Garda Satwa, sementara tiga tetap berada di rumah, dan keluarga Hesti akan mengurangi jumlah kucing, musang dan ayam yang mereka pelihara. “Insya Allah, nanti akan ada penjelasan dari saya kenapa digeruduk datang semuanya,” kata Hesti.
“Yang saya tahu, dog lover di mana-mana itu kalau diprotes kan melalui surat peringatan dulu kan? Harus dipindahkan, harus apa, diberi waktu sekian-sekian. Ini kan enggak,” kata Hesti.
Jhon dan Gufi
Awal mula Hesti memelihara anjing terjadi saat dia menemukan seekor anjing liar berwarna hitam yang kemudian dinamainya Jhon di sebuah rumah kosong. Jhon, menurut Hesti, berada dalam kondisi “kelaparan dan haus”, dan kemudian dibawa ke rumah dan dipelihara.
Ia kemudian mengunggah di akun Facebook-nya pertemuan dengan anjing liar ini dan menulis, “Baik-baik ya Jhon, ingat pesan saya… kalau ada yang berniat jahat padamu larilah secepat mungkin, atau bersembunyi… Semangat ya Jhon… datanglah ke rumah, jika kamu lapar,” unggahan dua tahun lalu di media sosial yang mendatangkan pujian dan juga kecaman.
Dia kemudian menemukan anjing kecil lain di pinggir sungai yang kemudian dinamai Gufi. Selain Jhon dan Gufi, ada sembilan ekor anjing serta puluhan ekor kucing liar lain yang dipelihara keluarga ini. Tujuh anak anjing antara lain dipelihara setelah, menurut Hesti, “induknya mati digebukkin orang”.
Setelah sempat kesulitan sebelumnya untuk memberi makan hewan-hewan yang ditolong, Hesti menyatakan sekarang terbantu dengan berjualan kripik. Hesti sebelumnya mengatakan bahwa dia banyak mendapat cercaan, termasuk “kafir” karena memelihara anjing-anjing ini namun tak digubrisnya.
“Udah ngatain saya kafir, udah ngatain Islam bohonglah, saya nggak peduli, saya nggak akan balas. Karena kalau saya balas, saya sama dengan mereka,” cerita Hesti.
Tanggapannya antara lain, “Saya ceritain dari awal, akhirnya dari situ, dia minta maaf karena berpikiran jelek, sama (perempuan) bercadar juga. Mereka berprasangka buruk.”
“Bingung juga saudara se-Muslim saya, apa yang dipersalahkan? Najis? Allah kan kasih tata cara untuk mensucikannya kembali,” katanya lagi. :: BBC Indonesia/06apr2018