Awalnya Petani Methy Dicibir, Ujungnya Dikagumi Bangsa
SARIAGRI.ID — Maria Yumetri Omenu, petani inspiratif asal Kabupaten Timor Tengah Utara ini, wajib menjadi contoh bagi kalangan muda lainnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan di mana pun Indonesia.
Bagaimana tidak? Lulusan FKIP Program Studi Biologi Universitas Timor (Unimor) ini sukses menyulap lahan tidur dan tandus di Desa Unini kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara, menjadi lahan produktif tanaman holtikultura.
Ketika dihubungi Sariagri melalui telepon Sabtu (2/10/2021), Methy mengaku tekadnya menjadi petani muncul ketika menyelesaikan pendidikan di FKIP biologi Tahun 2015 lalu ia mencoba melamar di beberapa tempat kerja namun tak kunjung diterima. Meski demikian ia tidak putus asa, yang ada dalam benaknya hanyalah bagaimana bisa mendapatkan penghasilan sendiri.
Iapun kemudian mendapat informasi tentang program dari Yayasan PLAN Internasional yang bergerak di bidang pertanian organik, dan ia berkesempatan mengikuti pelatihan tentang pertanian organik selama 100 hari di Cianjur. Setelah pelatihan, Methy kembali ke kampung halamannya di Kabupaten TTU kemudian langsung menerapkan pengalaman yang diperoleh. Bersama beberapa orang rekannya, mereka mengolah lahan yang hanya seluas hanya 5 are untuk pertanian holtikultura.
Sarjana Bertani, Orang Mencibir
Methy mengakui awalnya memulai usaha pertanian tidak berjalan mulus bahkan mereka harus gagal panen. Berbagai cibiran dari warga sekitar bahkan keluarganya pun tidak mendukungnya.
“Kami buka lahan pertama hanya 5 are tapi gagal karena airnya kering. Jadi kami pindah lahan dengan menggunakan lahan orangtua. Awal saya memutuskan untuk mengolah lahan pertanian, banyak orang yang mencibir termasuk keluarga juga tidak mendukung. Mereka menganggap saya kuliah sampai gelar sarjana, tapi pulang harus jadi petani, lebih baik tidak usah kuliah. Bagi mereka petani itu kerja yang kotor dan dianggap sebagai profesi yang berada di kelas paling bawah. Tapi dari kegagalan dan cibiran itu justru membangkitkan semangat saya. Saya mau merubah pola pikir mereka dan mau buktikan bahwa dengan jadi petani mengolah potensi dan peluang yang ada di daerah, kita juga bisa sukses. dan hal itu kini telah saya buktikan,” paparnya.
Atas usaha dan kerja kerasnya petani kelahiran 1991 ini saat ini sukses menjadi jutawan. Methy juga merincikan, dalam setahun tanaman holtikultura miliknya bisa dipanen empat kali, dan bisa meraup keuntungan mencapai Rp. 30.000.000 hingga 40.000.000.
Gelar “Duta Petani Milenial” dari Presiden
Satu hal patut dibanggakan dari Maria Yumitra Oemnu sejak 6 Agustus 2021 Methy dianugerahi gelar “Duta Petani Milenial Indonesia” bersama 2.000 petani muda lainnya oleh Presiden RI Joko Widodo.
Saat ini Mety sedang menyusun jadwal menanam setiap komoditi agar penghasilan yang diperoleh bisa setiap bulan. Methy juga saat ini lagi sibuk mengembangkan areal pertanian holtikulturanya yang sudah terolah seluas 2 ha. Atas kesuksesannya di bidang pertanian kini banyak masyarakat pelajar maupun mahasiswa yang mulai sadar dan mau belajar bersamanya bertani di areal pertaniannya.
“Saya punya mimpi suatu Saat masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Utara, memanfaatkan potensi pertanian yang ada sehingga di Kabupaten TTU menjadi salah satu daerah pemasok hasil pertanian yang prospek penjualannya bukan saja di daerah tapi mampu ekspor keluar Negeri,” jelasnya.
Ia pun berpesan kepada generasi muda di Kabupaten TTU untuk bisa mengembangkan potensi-potensi yang ada di daerah.
“Tanah kita ini sebenarnya tanah subur, tanah kaya hanya kita saja yang tidak mau berusaha untuk mengembangkan. Saya berharap agar generasi muda melihat peluang ini. Jangan hanya berpikir sekolah untuk mengejar gelar untuk jadi pegawai kantoran, atau jadi PNS. Padahal jadi Petani kita juga bisa sukses,” demikian Maria Yumetri Omenu berpesan.