Aktivis Baihadjar Tualeka Raih Anugerah Saparinah Sadli 2012
[BERITASATU] – Mengangkat tema keadilan jender, budaya damai, dan multikulturalisme, Anugerah Saparinah Sadli tahun ini diserahkan kepada Baihadjar Tualeka, seorang aktivis perempuan dan koordinator LAPPAN (Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak).
Bertempat di Restoran Palalada, Alun-Alun Grand Indonesia pada Rabu, 7 November 2012, penghargaan yang diperuntukkan Bai – sapaan akrab Baihadjar Tualeka — ini dihasilkan dari pemilihan dewan juri tahun ini yang terdiri dari Prof. Dr. Musdah Mulia (pengajar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, aktivis perempuan, dan peneliti), Neles Tebay (pastur di Papua Barat dan Rektor Sekolah Teologi dan Filsafat Fajar Timur, koordinator Jaringan Papua Damai), Nia Di Nata (sutradara dan produser film), Ramdan Malik (Produser Eksekutif MNCTV), dan Nani Buntarian (aktivis perempuan dan penggiat di bidang HIV/AIDS).
Bai terpilih dari 22 nominasi dan menjadi salah satu dari tiga finalis yaitu Maulani Rotinsulu, Ketua Umum Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, dan Merlyn Sopjan, aktivis keadilan jender, HIV-AIDS, dan Hak Asasi Manusia.
Kemenangannya ini diperuntukkan Bai untuk keluarganya, terutama ibunya yang menurutnya menjadi kekuatan moral dan inspirasinya dalam menjadi aktivis yang memperjuangkan pendampingan korban-korban konflik sektarian di Ambon yang banyak menimpa perempuan dan anak-anak.
“Penghargaan ini menjadi kekuatan moral saya dalam membangun pendidikan damai. Karena tanpa adanya perdamaian, siapa pun bisa menjadi korban. Saya pun bisa menjadi korban,” ujar Bai setelah menerima penghargaan.
Atas kemenangannya ini, Bai berhak menerima hadiah sebesar 30 juta rupiah. “Nilai hadiah ini semakin naik sejak Saparinah Sadli Award diadakan pada 2004. Waktu itu hadiahnya 20-an juta. Kemudian pada 2007 ada dana 50 juta sehingga penghargaan diberikan pada dua orang,” kata Smita Notosusanto, ketua panitia Anugerah Saparinah Sadli 2012.
Saat ditanya akan digunakan apa hadiah tersebut, Bai merencanakan akan menggunakannya untuk membangun rumahnya yang terbakar habis pada konflik 2011. “Rumah itu akan saya bangun menjadi rumah perdamaian, shelter bagi para korban,” ujar Bai.
Anugerah Saparinah Sadli adalah penghargaan dua tahunan untuk perempuan, yang bertujuan memberi inspirasi kepada masyarakat dan generasi penerus untuk terus bekerja demi terciptanya keadilan jender dan budaya damai di Indonesia.
Penghargaan ini terinspirasi sosok Saparinah Sadli – akademisi penggiat keadilan jender dan pendiri Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan – yang tahun ini bertepatan dengan usianya yang ke-85 tahun.
Dalam acara ini, hadir pula mantan Presiden RI B.J. Habibie, yang memiliki ikatan kuat dengan Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan karena saat kabinetnya itulah, ia meluluskan permintaan Saparinah untuk terbentuknya komnas tersebut.
Selain memberi selamat kepada pemenang Saparinah Sadli Award, B.J. Habibie menyatakan dukungannya tanpa henti terhadap kegiatan perempuan. “Kita memiliki tokoh-tokoh perempuan yang menjadi ujung tombak negara ini,” ujarnya. :: BERITASATU/nov2012