Selincah Burung, Ani Mardiastuti Selamatkan Burung Liar
[IBT] ~ Menjaga kelestarian alam akan menyeimbangkan kehidupan, inilah sebuah prinsip yang merasuk ke dalam seluruh sendi kehidupan seorang Ani Mardiastuti. Kecintaannya yang begitu besar pada alam menjadi pengabdian penuh yang ia salurkan melalui Burung Indonesia, organisasi konservasi burung terdepan di Indonesia yang mengajak masyarakat luas melestarikan seluruh jenis burung dan habitatnya. Sebagai ketua Burung Indonesia, yang resminya bernama Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, ia menjadi seorang ahli yang sangat diandalkan masukannya oleh lembaga-lembaga di dalam negeri maupun di luar negeri yang menaruh perhatian pada pelestarian keragaman hayati, khususnya keragaman burung.
Ketika ditemui oleh Indonesia Business Today di ruang kerjanya yang bersahaja, Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti tampak sumringah. Memang ia dikenal sebagai pribadi yang selalu tersenyum hangat dan bersikap ramah pada siapa pun. Ketika diajak untuk bercerita tentang dirinya, ia mengaku bahwa kehidupan masa kecilnya sangat beda dengan kehidupan anak kecil lain pada umumnya. Ani kecil, yang lahir 25 September 1959, sering berpindah-pindah tempat tinggal dari satu kota ke kota lain. Selama usia SD terhitung empat kali pindah dan sewaktu duduk di bangku SMP dua kali. Inilah risiko mempunyai ayah seorang pegawai negeri di lingkungan PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api) yang acap berpindah pos tugas. Ani kini melihat itu sebagai berkah karena ia percaya bahwa Tuhan memberikan segala sesuatunya dengan embanan hikmah.
Pola hidup yang berpindah-pindah tidak mengizinkan Ani untuk memupuk teman akrab di masa tumbuh, namun ia mampu melihat sisi berkahnya. Karena seringnya berpindah tempat tinggal, Ani memperoleh kemampuan diri untuk mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan mudah bergaul dengan orang-orang baru. Ia pun tumbuh-kembang menjadi pribadi yang sangat antusias dengan lingkungan baru, suasana baru dan orang-orang baru. Rupanya inilah menjadikannya pribadi yang diakui berperangai luwes dan lugas.