Sutradara Jane Lawalata Layarlebarkan Ide Filmnya Di Amerika
Alur cerita film ini sederhana saja. Seorang gadis berusia 13 tahun bernama Chelsea ingin sekali ‘melejit’ seperti kedua saudara kandungnya. Abangnya Bryan melejit sebagai seorang pemain bola terpopuler di sekolahnya. Kakak-perempuannya, Angel, melejit sebagai siswa teladan yang meraih beasiswa untuk meneruskan pendidikan ke sekolah tinggi. Chelsea melihat ada kesempatan bagi dirinya untuk melejit melalui kompetisi yang dinamakan ‘Chatterbox’ — yakni lomba kecerdasan, kelugasan dan kepedulian yang terbuka bagi seluruh SMU di Amerika Serikat. Lalu apa hubungannya dengan Indonesia?
Cerita ini mengambil latar SMU Gulf Breeze, sebuah kota kecil di negara bagian Florida dan diangkat ke layarlebar oleh Chomer Family Films, sebuah rumah produksi setempat. Para pemain maupun kru film seluruhnya orang Amerika. Namun orang yang paling menentukan karya film layarlebar Amerika ini adalah seorang perempuan Indonesia bernama Jane Lawalata. Ia penulis naskah, sutradara sekaligus penyunting.
Film yang dijuduli “Chatterbox” mengambil waktu sekitar setahun untuk proses produksi dan diluncurkan bulan Nopember 2008 di bioskop Cinema 8 kota Gulf Breeze, lokasi syuting. Bukan Hollywood, tetapi acara premiere ini dibuat seru dengan dandanan gaya-Hollywood: karpet merah, mobil panjang limousine 6-pintu dan para pemain remaja yang bergaun panjang, lengkap dengan para ‘paparazzi’. Agar tidak mengganggu jadual bioskop, acara yang diserbu remaja ini diadakan siang hari. Media lokal memuji film “Chatterbox” sebagai sebuah cerita yang sekali lagi mengingatkan betapa keluarga dan teman lebih berarti katimbang popularitas apa pun. Kimberly Blair, redaktur Pelican PNJ Weekly dari Pensacola News Journal, menulis: “Di kala banyak film mengajarkan kelakuan buruk, melegakan melihat ada film seperti Chatterbox yang mengajarkan bagaimana membuat keputusan untuk alasan yang benar. Karakter-karakter di film ini mengena hati dengan anak muda.”
Jane Lawalata adalah lulusan jurusan sinema Institut Kesenian Jakarta [IKJ] yang kemudian bekerja di bagian produksi televisi RCTI dan TransTV. Konon dengan berbekal tabungan seadanya, Jane memberanikan diri merantau ke Amerika Serikat untuk memperdalam pengetahuan dan memperluas wawasan sinema. “Chatterbox” adalah film layarlebarnya yang pertama namun bukan satu-satunya produksi yang dibuatnya dengan rekanan sineas Amerika. Pada produksi film layarlebar “Through The Glass” yang luncur Oktober 2008 di Amerika, Jane Lawalata tercantum sebagai co-produser sekaligus penyunting.
Jane Lawalata Facebook
www.chatterbox-themovie.com
www.throughtheglassmovie.com