Bandeng Bu Darmono Berdayakan 300 Perempuan Nelayan

bandeng_colors_feat[AGRINA] ~ Kesuksesan adalah sebuah perjalanan. Tidak ada yang hebat dan tidak ada yang terlalu istimewa. Semua bisa diperoleh dengan kerja keras dan sikap pantang menyerah. Itulah salah satu keyakinan yang dipegang Hartini Darmono, Ketua Koperasi Mina Makmur dalam melakoni usaha ikan olahan yang telah memasuki tahun ke-28 pada tahun 2008 ini. Berawal dari usaha kecil-kecilan sekelompok ibu-ibu nelayan di Kampung Purwosari, Kelurahan Tambakharjo, Kec. Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah, saat ini Koperasi Mina Makmur telah menghimpun 300 orang anggota. Ibu-ibu ini memproduksi sembilan jenis ikan olahan, yaitu otak-otak, bandeng presto, bandeng rica-rica, ikan segar, pepes, gelatin bandeng, terasi, siomay, dan udang kupas.

Utamakan Kualitas

Hartini Darmono yang menjabat sebagai Ketua koperasi Mina Makmur ini terkenal sangat ketat dalam menjaga kualitas produk bandeng olahannya. Selain itu, “Produk kami tidak menggunakan pengawet buatan, tapi pakai yang alami, yaitu kunyit asli,” ungkap Hartini kepada AGRINA. Ia mengaku lebih memilih kunyit segar ketimbang bubuk kunyit yang dijual bebas karena terkadang masih mengandung bahan pewarna.

Keistimewaan lain, bandeng presto olahannya menggunakan bungkus daun pisang. Alasannya, “Saya bisa saja pakai pembungkus aluminium foil yang lebih murah, tapi dengan daun pisang membuat rasa bandeng jauh lebih enak. Selain itu juga lebih sehat,” sambung perempuan yang mengolah 1— 3 kuintal bandeng segar per hari.

Untuk urusan bahan baku, ibu satu anak itu pun sangat jeli. Ditempa pengalaman 27 tahun di bisnis pengolahan ikan, membuat dirinya memahami betul kualitas bahan baku yang akan diolah. Tak jarang ia terpaksa harus mengembalikan ikan yang menurutnya tidak memenuhi kriteria. Untuk menghindari konflik, Hartini membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan para pemasok sehingga masing-masing tidak dirugikan.

“Kepuasan konsumen adalah yang utama. Saya berani membayar kembali produk yang dikembalikan konsumen bila terbukti tidak baik,” komitmen Hartini. Servis yang baik juga ia terapkan pada 10 orang karyawannya dengan selalu memperhatikan kesejahteraannya. “Bila ada kenaikan keuntungan, saya pasti memberikan tambahan bonus atau kenaikan gaji pada mereka,” jelasnya.

Sejauh ini, distribusi produk bandeng olahannya meliputi seputar Semarang, Yogyakarta, dan Salatiga. Bandeng presto buatannya dibanderol seharga Rp 8.500 per kg. Dari setiap 10 kg bandeng, ia memperoleh keuntungan Rp 50.000. Jika dalam sehari ia memproduksi 1—3 kuintal bandeng presto, maka keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 5 juta—Rp15 juta.

Selain pasar lokal, pangsa mancanegara tampaknya juga mulai terbuka. Beberapa konsumen dari Malaysia dan Brunei Darussalam seringkali datang dan memesan bandeng olahan di Koperasi Mina Makmur. Hanya saja, beberapa kendala masih menghambat, “Saya masih harus melengkapi beberapa persyaratan dan standar yang ditetapkan oleh pemerintah yang membutuhkan biaya sangat besar,” lanjut Hartini.

Akhirnya, selain menjual produk olahan berlabel namanya, sementara ini Hartini mengizinkan pihak lain membeli produknya dan menjual kembali tanpa menggunakan label namanya. “Ya, apa boleh buat,” tambahnya pasrah.

Juara Lomba Nasional

Untuk mendukung usahanya, perempuan yang juga bekerja di kantor pemerintahan daerah ini rajin mengikuti seminar, pameran, dan pelatihan. Tak jarang, ia diikutsertakan dalam lomba oleh pemerintah provinsi. Prestasi terbaik yang pernah diraihnya adalah Juara Lomba Optimalisasi Produk Perikanan 2004. “Saat itu, penghargaan langsung diberikan oleh Presiden Megawati,” ujarnya bangga.

Hasil dari pelatihan dan seminar itu, diakuinya, tidak sia-sia. Jumlah barang sortiran yang mulanya mencapai 25 kg atau 25% dari 100 kg bahan baku, kini berkurang hingga tinggal 3% saja. “Sekarang saya tidak ingin ikut lomba-lomba lagi. Ya, beri kesempatan yang lainlah untuk meraih prestasi seperti saya,” ucapnya.

Kelompok usaha bersama membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin magang dalam usaha pengolahan bandeng presto. “Kami juga membuka kesempatan bagi siapa saja untuk menjadi anggota KUB Mina Makmur,” tambahnya. Syarat keanggotaan yang ditetapkan juga tidak terlalu sukar. Calon anggota hanya perlu menyisihkan Rp50.000 untuk saham, Rp5.000 iuran wajib, Rp1.000 jimpitan, dan iuran sukarela. [Agrina/sept2007 ]

Ike Dian Puspita ~ kontributor Surakarta untuk majalah Agrina
website resmi KUB Mina Makmur >> http://mina-makmur.blogspot.com

Leave a Reply